Friday, 21 August 2015

HANTU bugis yang terancam PUNAH

Banyak kisah hantu sewaktu kita kecil yang sering diceritakan turun temurun dari mulut ke mulut, menakut – nakuti anak kecil supaya tidak nakal, supaya berkumpul dirumah sebelum saat magrib tiba, serta tidak keluyuran lagi bila malam. Jenis-jenis Hantu di Sulawesi Selatan layaknya hantu-hantu yang lebih terkenal melalui film, uji nyali dan lain-lain. hantu-hantu semasa kita kecil dulu terancam punah, terdegradasi, tereliminasi, terdiskriminasi, tidak dapat berkompetisi dengan hantu- hantu popular sebagai selebritis di tv layaknya pocong, tuyul serta kuntilanak. :D

Saya coba mengingat satu persatu hantu – hantu tersebut, memikirkan kembali imaginasi masa kecil yang terbentuk dari cerita orang – orang dahulu, walau sungguh saya belum pernah menjumpainya tapi malla-malla tonja, (ada juga rasa takut). Beberapa hantu yang dimaksud antara lain:

1. bombo petong
bombo petong digambarkan bermuka buruk, hitam serta senantiasa menghuni tempat- area gelap. anak kecil umumnya di takut- takuti dengan bombo petong bila akan ke area yang gelap ” onroko, engkatu bombo petong” yang artinya “awas, ada bombo petong”.

2. dongga/ setan longga
Dongga/setan longga digambarkan sebagai hantu dengan tubuh berupa bayangan hitam yang amat tinggi, dapat setinggi pohon kelapa. hobbynya menyembunyikan anak kecil sesudah malam tiba. anak yang disembunyi mungkin saja ada di lingkungan rumah namun tidak dapat dipandang oleh orang yang mencarinya. Anak- anak yang di culiknya di beri makan kaki seribu, cacing serta binatang menjijikkan yang lain serta anak- anak melihatnya sebagai gula-gula/permen.

3. Asu panting
Asu panting yaitu serigala versi bugis, dia mempunyai kekuatan lari yang amat cepat, dua kaki depannya lebih pendek dari kaki belakangnya. bila orang bugis masa dulu lihat kangguru tentu segera mengklaim asu panting. tak ada orang yang dulu bertemu langsung dengan asu panting ini, orang cuma dapat mendengar lolongannya yang khas waktu malam. yang beresiko dari asu panting yaitu bulunya yang berguguran, bulunya amat halus hingga tdk dapat tampak oleh mata, bila kita menginjak bulunya maka kaki kita dapat bengkak serta susah untuk sembuh. orang di kampung yang lihat kaki orang diabetes tentu mengklaim telah injak bulu asu panting.

4. Parakang
Parakang yaitu manusia yang mempunyai pengetahuan siluman baik didapat dikarenakan salah studi pengetahuan kebatinan atau yang didapatkan dari keturunan. Parakang amat beresiko untuk anak kecil atau ibu- ibu yang tengah melahirkan dikarenakan adalah makanan kegemarannya. Tanda- sinyal orang yang diisap parakang yaitu sakit perut, keluar darah waktu buang air, bila tidak tertolong dapat meninggal. Parakang dapat merubah dirinya menyerupai binatang atau benda. terkadang berwujud layaknya kucing yang tidak mempunyai ekor, angsa putih, area ayam mengeram ( ampoti ), bila lari dia dapat jadi bayangan putih yang memanjang. didalam situasi beralih bentuk layaknya itu, jasad manusianya ( parakang ) terus dirumah didalam situasi tertidur, jiwanya yang jalan ke sana kemari, bila kita memukul jiwanya yang berwujud hewan, maka jasadnya yang dirumah dapat kesakitan. cerita perihal parakang kelihatannya sukar untuk dilupakan, dikarenakan masyarakat bugis tetap amat mempercayainya. Satu lagi yang paling khas di telinga kita mengenai ciri-cirinya adalah matanya yang merah dan sering jongkok di pinggir selokan/got.

5. Poppo
Poppo sejenis dengan parakang tetapi perbedaannya yaitu poppo dapat terbang dengan menaruh isi didalam tubuhnya dirumah. yang diincar oleh poppo yaitu orang sakit yang telah kronis. walau sejenis dengan parakang, orang yakin bahwa keduanya tidak akur, hingga tempat yang banyak dihuni poppo tidak dihuni parakang. Konon suara khas poppo jika kita mendengarnya kecil, maka bisa jadi dia dekat dan bila suaranya kita dengar keras, posisinya jauh dari kita.
Itulah beberapa Jenis-jenis Hantu di Sulawesi Selatan yang terkikis bersamaan berjalannya waktu. apa lagi anak – anak kecil didaerah Sulawesi selatan telah sering melihat hantu di televisi yang tidak sama dengan cerita masyarakat dan makin jarang juga disebutkan sekarang.

(Tulisan ini disadur dari blog ahli perhantuan hahaha...)

Thursday, 20 August 2015

IYYA TEPPAJA RISAPPA

Iyya teppaja risappa...
Unganna panasae...
Belona kanukue...

Bettuanna ada:
Iyya teppaja risappa (riewa mappadaurane')...
Tau malempu'e (unga panasa = lempu)...
Sibawa tau mapaccing'nge (belo kanuku = paccing), mapaccing atinna, mapaccing pangkaukenna...

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:
Yang tidak akan pernah berhenti untuk dicari adalah sahabat yang jujur, bersih hati dan perbuatannya...

Wednesday, 19 August 2015

PAPPASENG TO MATOWA

Ada-ada To Riolo yang merupakan nasihat orang tua kepada anaknya :

1.MAUNI COPPO' BOLANA GURUTTA' RIUJA MADORAKAMONI'
Artinya : Walaupun bubungan atap rumah Guru yang dicela, maka kita pun berdosa.
FungsI : Agar anak senantiasa menghormati Gurunya.
Nilai : Pendidikan akhlak.

2.AJA' MUOPPANG NASABA MATEI MATI INDO'MU
Artinya : Jangan Engkau tidur tengkurap/ meniarap, nanti mati ibumu.
Fungsi : Supaya anak menghentikan kebiasaan yang merugikan dirinya yakni bisa berakibat sesak nafas
Nilai : Pendidikan kesehatan.

3. NAREKKO PURANI RIACCINAUNGI PASSIRING BOLANA TAUWE TEMPEDDINNI RINAWA-NAWA MAJA
Artinya : Kalau kita sudah berteduh dibawah atap rumahnya seseorang, sudah tidak boleh lagi
dibenci (diusahakan ia binasa).
Fungsi : Supaya anak tahu menghargai budi orang lain.
Nilai : Pendidikan akhlak

4. AJA MULEU RI TANAE, KONALLEKKAIKO MANU-MANU MATEITU INDO'MU
Artinya : Jangan kamu baring ditanah, karena kalau ada burung melewatimu ibumu akan mati.
Fungsi : Supaya anak jangan mengotori dirinya.
Nilai : Pendidikan kesehatan.

5. AJA MUALA AJU PURA RETTE' WALIE NAKOTENNA IKO RETTE'I, AJA' TO MUALA AJU RIPASANRE'E, KOTENNA IKO PASANREI
Artinya : Jangan kau ambil kayu yang sudah dipotong ujung dan pangkalnya. Dan jangan pula engkau ambil kayu yang tersandar, kalau bukan kau yang sandarkan.
Fungsi : Supaya anak tahu menghargai hak orang lain.
Nilai : Pendidikan kejujuran.

6. AJA MUINUNG TETTONG, MALAMPEI LASOMU
Artinya : Jangan minum berdiri, nanti panjang kemaluanmu.
Fungsi : Supaya gelas tidak jatuh/pecah.
Nilai : Memelihara keselamatan barang.

7. AJA MUNAMPUI TANAE, MATARUKO
Artinya : Jangan menumbuk tanah, karena kamu bisa jadi tuli.
Fungsi : Supaya anak tidak mengotori dirinya sendiri.
Nilai : Pendidikan kebersihan.

8. NGOWA NA KELLAE, SAPU RIPALE PAGGANGKANNA
Artinya : Loba dan tamak, berakibat kehampaan.
Fungsi : Supaya anak tahu mensyukuri yang ada (sedikit tapi halal).
Nilai : Pendidikan untuk menghormati hak orang lain (tidak serakah)

9. AJA MUANRE TEBBU RI LEUREMMU, MATEI INDO'MU
Artinya : Jangan makan tebu ditempat tidurmu, akan mati ibumu.
Fungsi : Supaya anak tidak kotor, dan dikerumuni semut.
Nilai : Pendidikan kebersihan.

10. RICAU AMACCANGNGE, RIABBIASANGENGNGE
Artinya : Kalah kepintaran dari kebiasaan atau pengalaman.
Fungsi : Supaya anak rajin membiasakan diri belajar.
Nilai : Pendidikan kepatuhan.

11. Aja Muakkelong Riyolo Dapureng, Tomatowa Matu Muruntu’
Artinya : Jangan menyanyi di muka dapur, jodohmu nanti orang tua.
Fungsi : Supaya anak tahu menempatkan sesuatu pada posisinya masing-masing.
Nilai : Pendidikan ketertiban.

12.GETTENG LEMPU ADATONGENG
Artinya : Tegas, jujur serta berkata benar.
Fungsi : Supaya anak teguh pada pendirian,,jujur, dan berbudi bahasa yang baik.
Nilai : Pendidikan mental.

13. Aja Mubuangi Sanru’e, Maponco Sunge tauwe.
Artinya : Jangan menjatuhkan sendok, kita pendek umur.
Fungsi : Supaya sendok tak jatuh kotor.
Nilai : Pendidikan kebersihan.

14. Komuturusiwi Nafessummu, padaitu mutonanginna lopi Masebbo’E.
Artinya : Kalau kamu menuruti nafsumu, sama saja engkau menumpang perahu bocor.
Fungsi : Kalau tidak tahu mengendalikan diri, pasti binasa.
Nilai : Pendidikan untuk mengendalikan diri (amarah).

15. Engkatu Ada Matarengngi Nagajangnge.
Artinya : Ada perkataan lebih tajam dari keris.
Fungsi : Supaya anak memelihara selalu bahasanya kepada orang lain.
Nilai : Pendidikan akhlak.

16. Naiyya Balibolae, Padai Selessurengnge.
Artinya : Adapun tetangga itu sama dengan saudara.
Fungsi : Supaya kita menghormati tetangga.
Nilai : Pendidikan akhlak bermasyarakat.

17. Aja Mutudang risumpangnge, Mulawai dalle’E.
Artinya : Jangan duduk dimuka pintu, kau menghambat rezeki.
Fungsi : Supaya anak tidak menghalangi orang yang mau lewat.
Nilai : Pendidikan Tatakrama.

18. Rekko Mupakalebbi’i Tauwe, Alemutu Mupakalebbi.
Artinya : Kalau kamu memuliakan orang, berarti dirimulah yang kau muliakan.
Fungsi : Agar anak senantiasa memuliakan dan menghargai orang lain.
Nilai : Pendidikan Tatakrama.

19. Aja’ Muasseringangngi Pale’mu, Sapu ripalekko.
Artinya : Jangan jadikan sapu telapak tanganmu, nanti kamu hampa tangan.
Fungsi : Supaya anak jangan mengotori tangannya, dan bisa kena benda tajam.
Nilai : Pendidikan kebersihan.

20. Aja Mutudangiki angkangulungnge, malettakko.
Artinya : Jangan menduduki bantal, nanti kau kena bisul.
Fungsi : Agar anak tidak merusak alat tempat tidur.
Nilai : Pendidikan untuk tetap memelihara peralatan.

21. Anreo Dekke inanre, Namalampe Welua’mu.
Artinya : Makanlah Nasi yang hangus pada dasar periuk supaya panjang rambutmu.
Fungsi : Membuat anak mau saja makan nasi yang tidak baik (hangus).
Nilai : Pendidikan pembiasaan anak tidak mubazir.

22. Resopa Natemmangingngi, Malomo nNletei Pammase Dewata
Artinya : Hanya kerja disertai ketekunan, mudah mendatangkan rezeki Tuhan.
Fungsi : Agar anak tidak malu bekerja keras untuk mendapat rezeki.
Nilai : Pendidikan kerajinan dan ketekunan.

23. Naiyya Olokolo’E Tuluna Riattenning, Naiyya Tauwe Adanna Riattenning.
Artinya : Kalau binatang, talinyalah yang dipegang, kalau manusia perkataannya yang dipegang.
Fungsi : Agar anak konsisten dapat menepati perkataannya.
Nilai : Pendidikan kejujuran (akhlak).

24. Cicemmitu tauwe Tai ri lalengnge, Idi’na sini riaseng.
Artinya : Sekali kita berak di jalan, maka kitalah yang selalu dituduh.
Fungsi : Jangan sekali-kali kita berbuat yang tidak baik, karena selalu kitalah yang dituduh kalau ada perlakuan yang sama.
Nilai : Pendidikan anak jangan melakukan yang buruk.

25. Panni’na manue muanre, Malessiko lari.
Artinya : Sayapnyalah ayam yang kau makan, jadinya kau kuat lari.
Fungsi : Supaya anak tidak manja dalam memilih makan.
Nilai : Pendidikan agar anak tidak membuat masalah terhadap makanan keluarga.

26. AJA MURENNUANGNGI ANU DEE RI LIMAMMU
Artinya : Janganlah engkau terlalu mengharapkan apa yang belum ada pada tanganmu.
Fungsi : Supaya tidak terlalu berani mengharapkan barang (uang) yang belum tentu didapat (hari) itu.
Nilai : Peringatan agar tidak meremehkan janji, sampai salah jadinya.

Monday, 17 August 2015

Aga riaseng MARADEKA ?

“Naiyya riasengnge Maradeka,

Tellumi pannessai:

Seuwani, tenrilawai ri olona.
Maduanna, tenriangkai' riada-adanna.
Matellunna, tenri atteangngi lao maniang,
lao manorang, lao orai, lao alau,
lao ri ase, lao ri awa”

Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia :

“Yang disebut merdeka,
Hanya tiga hal yang menentukannya:

Pertama, tidak dihalangi kehendaknya.
Kedua, tidak dilarang mengeluarkan pendapat.
Ketiga, tidak dilarang ke selatan,
ke utara, ke barat, ke timur,
ke atas dan ke bawah.


Inilah hak-hak kebebasan menurut Orang Bugis yang termaktub dalam lontara "Sukku'na Wajo"

Friday, 7 August 2015

Pananrang Toriolo

Bangsa bugis seperti halnya bangsa-bangsa di dunia memiliki semacam kepercayaan atau keyakinan yang dijadikan sebagai pegangan atau petunjuk hidup dalam melakoni hidupnya. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam era globalisasi sekarang ini disamping menyandarkan hidup kepada Allah Yang Maha Esa  masih sering didapati di tengah-tengah kehidupan masyarakat Bugis mempercayai sesuatu tradisi budaya yang dianggapnya dapat dijadikan sebagai petunjuk atau pananrang atau rapang dalam kehidupannya. Percaya atau tidak ? Berikut ini kami haturkan untuk Anda.

1.  Petunjuk Dasar Hidup dan  Petunjuk Waktu yang biasanya dipakai ketika kita akan memulai sesuatu :


2) Panessayangngi Harasiayana  Ompona Ulengnge :

   3  ompona ulengnge. nari passuna Neneta Adam AS. pole ri Suruga.
   5  ompona ulengnge natelleng lopinna Nabi Nohong AS. ri tengnga tasi’.
   12 ompona ulengnge naritunu Nabi Ibrahim AS. pole Namrutz rajana kapere’e.
   16 ompona ulengnge naribuang Nabi Yusupu AS. noo ri bubungnge pole ri daengna.
   21 ompona ulengnge narilanti’ Fir’aun puangna kapere’e.
   24 ompona ulengnge naemme’i bale Nabi Yunus AS. ri tengnga tasi’e
   25 ompona ulengnge nakenna tikka Tanah Arab pitu taung ettana, anana’mi nabalu’ naengka nanre.
     
3) Panessaiyangngi Esso Natuju Muharram :

   Senin         :   Maega dalle’, maega bosi namaega anging.
   Selasa        :   Makurang bosi, maega anana’ jaji namalessi taue runtu’ abala.
   Rabu          :   Mompo masagalae, serrangng, maega tau masolang agaganna nasaba’ mabbettui bulue.
   Kamis         :   Maega ricu, maega bosi, masussai pemerintahangnge, menre’ maneng angke’na agagae.
   Jumat         :   Biasa taue mpunoi baenena, makanja’ assele’na taneng-tanengnge.
   Sabtu         :   Maega bosi, biasa kedo tanae namaega dalle’.
   Minggu        :  Makanja’i taneng-tanengnge, makurang wassele’.

4) Pananrang Ompona Ulengnge.
1 ompona ulengnge (esso nyarang). Majai yappanoreng bine, isaureng tennung iyare’ga yappatettongeng bola.
2 ompona ulengnge (esso jonga). Anana’ jaji mawijai, agi-agi ripegau madeceng manengngi, madeceng rilaongeng sompe’, madeceng     rilaongeng mamusu, pakalaki’.
3 ompona ulengnge (esso singa). Maja yappabbottingeng, yattanengeng, yappatettongeng bola, yappanoreng bine, yattanengeng,     rilaongengngi runtukki’ lasa.
4 ompona ulengnge (esso meong). Najajiangngi ana’ oroane madeceng, madeceng yappanoreng bine, yappammulang balu’-balu’,   yappabbottingeng sibawa yattanengeng.
5 ompona ulengnge (esso tedong). Rekko nakennaki lasa maladde’i, agi-agi ripugau maja manengngi ritu, anana’ jaji madorakai.   Wettu natelleng lopinna Nabi Nohong AS.
6 ompona ulengnge (esso balao). Madeceng rilaongeng sompe’, yappabbottingeng, yangelliang olo’-kolo’, nenniya yappanoreng bine.
7 ompona ulengnge (esso bale). Maja tomminreng, nakennaki’ lasa maladde’i, madecengmi yonroi mebbu parewa pakkaja.
8 ompona ulengnge (esso saping). Medeceng yappabbottingeng. Rekko ateddengengngi’ masitta’ moi iruntu’.
9 ompona ulengnge (esso asu). Rilaongengngi wanua runtukki’ abala, maja yappatettongeng bola iyakkiya madeceng yonroi   massinge’.
10 ompona ulengnge (esso naga). Najajiangngi ana’ mancaji ana’ maupe’ namasempo dalle’, nakennaki’ lasa magatti’mui paja,    makessing rilaongeng sompe sibawa matteppang bibi’ ri pangempangnge.
11 ompona ulengnge (esso macang). Madeceng rilaongeng wanua, yenrekeng mekkah, yappammulang balu’-balu’, makessing narekko    engka anana’ jaji masempo dalle’.
12 ompona ulengnge (esso nyarang). Madeceng rilaongeng makara-kara ri kantoro’e pakalaki’, madeceng riyabbolang iyare’ga    yappammulang balu’-balu’.
13 ompona ulengnge (esso gajah). Agi-agi rijama maja manengngi ritu, laoki’ ri wanua runtuki’ lasa karing.
14 ompona ulengnge (esso saping). Madeceng yappammulang balu’-balu’, yappatettongeng, yappabbottingeng, rekko malasaki’    masitta’ paja. Esso najajiangengnge Nabi Sulaiman AS.
15 ompona ulengnge (esso bembe’). Maja yappatettongeng bola tennasalai lasa bolata sibawa rilaong wanua naiyakia anana’ jaji    makanja’ tapi matengnge’ totona kawing / botting
16 ompona ulengnge (esso bawi). Madeceng yonroi taneng anu lorong-lorong, agi-agi rijama maja maneng ritu, madeceng toi yonroi    mebbu sipu doi (tabungeng).
17 ompona ulengnge (esso jarakania). Madeceng rilaongeng sompe’, madeceng rilaongeng madduta, rilaoang tau mapparentae,    malasaki’ magatti’ paja sibawa ateddengeki’ magatti’ iruntu’.
18 ompona ulengnge (esso saping). Madeceng rilaongeng sompe’, jajiang ana’ makessing rupa. Esso ri ebbuna majanna ulengnge.
19 ompona ulengnge (esso ceba). Madecengngi yappammulang balu’-balu’, rilaoang wanua rekko  najajiang ana’ masempo dalle’i.
20 ompona ulengnge (esso walli). Madeceng rilaoangeng madduta itarimaki’ Insya Allah, najajiangngi anana’ malampe sunge’i,    masempo dalle namanyameng kininnawa toi lao ri padanna ripancaji. Iyana esso najajiangngi Nabi Ismail AS.
21 ompona ulengnge (esso macang). najajiangi anana’ madorakai ri Puangnge, maja yappabbottingeng naiyakkiya madeceng    yappammulangeng lanro bessi.
22 ompona ulengnge (esso tau). Esso ripancajinna malaeka’e, madeceng rilaoangeng sompe’, rilaongeng mammusu pakalaki’, idi’    rilaoi rikalaki’, agi-agi rijama madeceng maneng rekko malasaki’ masitta’mui paja.
23 ompona ulengnge (esso ula). Madeceng riappatettongeng bola, yappabbottingeng, yappasangeng belle, maja yappanoreng bine,    madeceng yonroi melli pakeang namasitta’ tattamba.
24 ompona ulengnge (esso pari). Maja yappabbottingeng maponco’i, madeceng yonroi lati arung, esso najajiangnge Fir’aun, natoa’i    bale Nabi Yunus AS. maja narekko anana’ jaji.
25 ompona ulengnge (esso nyarang). Maja rilaoang sompe’ mateki’ rilaotta, riappabbottingeng maponco’i, majai rilaoang mabbalu’,    esso najajiangngi Iblis, najajiangngi anana’ madorakai.
26 ompona ulengnge (esso serra’). Madeceng rilaoang sompe’, riangelliang, yappabbottingeng rekko najajiangngi anana’ malampe    sungei.
27 ompona ulengnge (esso uleng). Najajiangi anana’ maraja taui ri padanna ripancaji ri Puangnge, makessing riappanoreng bine    sibawa mabbalu’-balu’.
28 ompona ulengnge (esso kalapung). Madeceng yonroi mebbu parewa pakkaja, rilaoang, yappabbottingeng sibawa    yattaneng-tanengeng.
29 ompona ulengnge (esso ati). Makessing rilaoang madduta, sompe’ cabigi, najajiangngi anana’ pallasa-lasangngi.
30 ompona ulengnge (esso panning). Madeceng yappammulang dangkang, mattaneng-taneng, narekko rilaoangi wanua wettu assara’pi,    najajiangi anana’ matinului pigau’ pasuroanna Allahu Ta’ala nenniya duae pajajianna. Iyana wettu ripancajinna esso wennie.

5. Lontara’ Tuntungeng Sempajang.

1. Mappalebba  Sujjadang

   “Tubuku sempajang, atikku massempajang, nyawaku bawa sempajang, tajakku naletturi sempajang".
   Nia’na (Usallina)
   “Muhammad sabbika’, jibrilu palettukennga ri Allahu Ta’ala”, nappa ribaca nia’ (sallina) sempajangnge.
   Riyolona ribaca “allahu akbar kabiran”, ribacai riase’ inappai ribaca Al-Fatihah. Ri wettu mabbere selleng ribacai “Muhammad    ri ataukku Jibrilu ri abioku”.

2. Suke’ Bola Makanja’e atau Magelloe

   “Suke’i suke’ta wali-wali, isuke’i ulu susutta wali-wali, isuke’i edda’ta wali-wali”.

3. Baca Mattunu Dupa.

   “Lapaisseng asemmu batu langi muteppa ritaue, nariaseng dupa asemmu muteppa ritanae, nariaseng lapalettu, paletturengnga       rianu (nama yang ditujukan)

4. Baca Mattimpa’ Tange’

   “Utimpa’ tange’ku upasitimpa’ tajanna linoe, Oo Puakku pompo’i matanna essoe pasiomporengnga dalle’ku sangadi matengnge’i    menre’ matanna essoe namatengnge’to dalle’ku”.

5. Baca Mattaro Dui

   “Yarase’ asemmu dui, lapaulle ambo’ indo’mu utaro kassara’mu warekkeng alusu’mu, Nurung mattaro, Muhammad tambai, Allah    Ta’ala pabbarakka’ko, upasitako seppulo juta ettana sitaung welliakko anu, ucera’ko anu, tawana waie utang”.
       
6. Baca Mappalao Dui.

   “Ee Yarase’, Muhammad palaoi kassara’mu nalao rupa dui, kutaro tawana apie, angingnge, upalao ee yarase’ tellu mpennino ri    laomu mulisu ri alusu’mu”.
        
7. Baca Mattaro Bare’

   “I Deceng asemmu berre’, ibumbu ola’ ipenno asemmu pabbaresseng, walu malako, malaikat tambaiko, mettipiro uwaina tasi’e    nametti pabbaressekku’, leppappi ola’e naleppang olakku”.
        
8. Baca Mattaneng-taneng.

   “Kung mappalla’, kung mappamula noko mulessi menre mupenno, duppai topole panguju tollao puana’ko La Baco’ nennia Becce’.    Amin Yaa Rabbal’alamin”.
   
10.Baca Matteppang Bibi’ Ripangempangnge

   “Nabi Hedare’ nabimmu uwaie, I Mallebbang asemmu wai’ kung masse’ asemmu tana, kung mappamula, kung ipammulai, muallise    muenre mupenno. Alhamdulillah Sultanika”.
   
11.Baca Mabbukka Balu'-Balu'

   “Ujala pasa, ujala pappasa, golla pangelli, bere-bere lessi mabbalu namalessi pangallie".
  
Baca Mappiara Olo’–Kolo’.

   “Senge’ asemmu olo’-kolo’, api pabbijako,wai pajokoko, anging padisingiko, tana pakkianakiko, karna Allahu Ta’ala.    Kun-fayakun”.

6. CATATAN

    Pitu Massenreng Pulu, Eppa Massumpang Minanga iyanaritu :

    (SYECH YUSUF, LANSIRANG, ARUNG PALAKKA, KH. HARUN, PETTA BARANG, IMAN LAPEO,  Dt. SANGKALA)

1. MATASE RI SANGNGALLA’
2. PAJUNGNGE RI LUWU
3. MANGKAU’ RI BONE
4. SOMBAE RI GOWA
5. DATU RI SOPPENG
6. ARUNG MATOAE RI WAJO
7. ADDATUANGNGE RI SEDENRENG
8. BAKKA-LOLOE RI SAWITTO
9. ORIKKORINGNGE (PASSIRING)
10.  MARADDIAE (TANA MENRE’)
11.  TEMKAKAE (MAMUJU)
12.  SALEWATANGNGE (BUTUNG)
13.  SAMPARAJAE (TANA KAILI)